NATO Bersiap Hadapi Ancaman Putin dengan Latihan Senjata Nuklir
NATO sedang bersiap untuk melaksanakan latihan senjata nuklir yang diberi nama “Steadfast Noon” yang akan dimulai pada 14 Oktober mendatang. Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebelumnya telah mengancam akan menggunakan bom nuklir atau bom atom terhadap musuh dengan merevisi doktrin nuklir Rusia. Latihan ini akan dipimpin oleh Belgia dan Belanda, melibatkan 2.000 personel dan 60 pesawat dari 13 negara yang akan berlangsung selama sekitar dua minggu.
Meskipun latihan ini merupakan latihan senjata nuklir, NATO telah menegaskan bahwa tidak akan ada amunisi aktif yang digunakan. Latihan ini akan diadakan sekitar 900 kilometer dari Rusia di Laut Utara dan Moskow telah diberitahu tentang manuver tersebut. Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyatakan pentingnya menguji pertahanan aliansi dan memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi ancaman apapun.
Amerika Serikat dan Inggris memiliki peran kunci dalam keamanan NATO dengan kekuatan nuklir strategis mereka. Prancis juga memiliki senjata nuklir tetapi tidak termasuk dalam kelompok perencanaan nuklir organisasi tersebut. Angus Lapsley, Asisten Sekretaris Jenderal NATO untuk Kebijakan dan Perencanaan Pertahanan, menjelaskan bahwa latihan ini bertujuan untuk menunjukkan kepada musuh bahwa NATO siap dan mampu merespons ancaman dengan serius.
Lapsley mengungkapkan keprihatinannya terhadap Rusia yang telah meningkatkan investasi dalam kekuatan nuklirnya selama beberapa tahun terakhir. Moskow telah memperkenalkan banyak sistem baru dan lebih fokus pada investasi dalam persenjataan jarak pendek dan menengah. Ancaman Putin dan tokoh Kremlin lainnya terhadap Barat dengan persenjataan nuklir Rusia menjadi perhatian utama bagi NATO.
Meskipun Putin telah mengancam dengan penggunaan senjata nuklir, NATO belum melihat adanya perubahan nyata dalam doktrin nuklir Rusia. Rutte menekankan bahwa meskipun retorika nuklir Putin “ceroboh dan tidak bertanggung jawab”, tidak ada bukti adanya ancaman langsung penggunaan senjata nuklir.
Dalam latihan Steadfast Noon, NATO berusaha untuk menekankan koordinasi dan kerjasama antara negara-negara anggotanya. Meskipun puluhan pesawat terlibat, banyak latihan dilakukan di balik layar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Koordinasi yang rumit dan tempo operasi yang tinggi menjadi tantangan bagi para personel yang terlibat dalam latihan ini.
Dengan adanya latihan ini, diharapkan NATO dapat menunjukkan kepada musuh bahwa aliansi ini siap dan mampu merespons ancaman dengan serius. Keselamatan dan keamanan negara-negara anggota menjadi prioritas utama dalam upaya menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Eropa.