Bocah 10 Tahun Ditangkap di Jerman karena Demo Bela Palestina
Pasukan polisi Jerman telah menangkap dan menahan seorang bocah berusia 10 tahun selama demo pro-Palestina di Berlin pada hari Minggu. Tindakan polisi ini memicu kemarahan publik setempat. Video yang beredar daring menunjukkan beberapa petugas polisi mengejar bocah lelaki itu, yang membawa bendera Palestina. Terlihat juga orang-orang yang lewat berusaha melindungi si bocah. Meskipun bocah itu tampak ketakutan, pasukan polisi terus mengejar, mengepungnya dan membawanya pergi dengan mobil polisi. Kemarahan publik membuncah di platform media sosial X, di mana banyak orang mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap nasib anak kecil tersebut.
Jurnalis dan penulis Jerman, Hanno Hauenstein, menggambarkan insiden tersebut sebagai “pemandangan mengganggu” dan “memalukan”. Sedangkan aktivis terkenal Afrika Selatan Andrew Feinstein menyebut penangkapan anak itu tersebut sebagai hal “tragis dan tidak dapat dipertahankan.” “Anda tentu berharap bahwa negara yang telah melakukan dua genosida dapat belajar sesuatu dari sejarahnya,” kritik Feinstein.
Sejak Perang Gaza pecah pada Oktober 2023, pemerintah Jerman telah mengambil sikap pro-Israel, menindak protes dan acara pro-Palestina. Pihak berwenang Jerman belum berkomentar sejak video penangkapan bocah cilik tersebut menyebar luas. Polisi Jerman sebelumnya telah menyerang anak-anak dalam sebuah unjuk rasa pro-Palestina di Ibu Kota Jerman. Pada bulan Juni, seorang anak laki-laki berusia 7 tahun ditahan karena diduga memukul helm seorang polisi dengan benderanya.
Menurut pernyataan saksi yang dibagikan kepada The New Arab, ayah anak laki-laki itu menceritakan bahwa dia menggendong putranya di pundaknya selama pawai ketika mereka tiba-tiba dikepung oleh petugas polisi. Selama kejadian tersebut, polisi Jerman mengonfirmasi bahwa enam anak di bawah usia 16 tahun ditahan. Pada bulan Juli, aktivis Jerman menyuarakan kekhawatiran tentang meningkatnya kekerasan polisi terhadap anak-anak dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada menteri dalam negeri Berlin dan kepala polisi. Surat tersebut menyatakan, “Banyak kasus membuktikan bahwa polisi tidak menjaga dan memastikan perlindungan penting bagi anak di bawah umur dengan menahan anak-anak dan orang muda secara paksa dengan borgol, terkadang tanpa memberi tahu orang tua mereka.”
Para aktivis menyoroti pola kekerasan yang berlebihan dan menyerukan tindakan segera untuk mengatasi masalah tersebut. Jerman telah menghadapi kritik atas dukungannya yang berkelanjutan bagi Israel selama perang di Gaza, dengan meningkatnya tekanan dari kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk menghentikan penjualan senjata. Meskipun media berspekulasi bahwa ekspor senjata baru-baru ini dihentikan, Jerman membantah tindakan semacam itu.