Donald Trump Mengaku Tidak Buru-Buru Caplok Gaza

Donald Trump Mengaku Tidak Buru-Buru Caplok Gaza

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mencoba menurunkan ekspektasi terkait rencananya yang kontroversial untuk mengambil alih kepemilikan Jalur Gaza yang terkepung pada hari Jumat. Setelah rencana tersebut ditolak secara luas, Trump mengatakan bahwa rencananya telah “diterima dengan sangat baik”, meskipun tidak jelas kepada siapa dia merujuk.

Trump menyebut rencananya sebagai “transaksi real estat” dan menyatakan bahwa Israel akan memberikannya kepada AS serta mengawasi keamanannya. Meskipun demikian, rencana tersebut mendapat kritik dari para pemimpin regional, sekutu dekat, dan beberapa sekutu terdekat Presiden dari Partai Republik di Capitol Hill.

Jonathan Kuttab, pengacara hak asasi manusia internasional, juga mengkritik keras rencana kontroversial Trump mengenai Gaza. Menurutnya, usulan tersebut “mengejutkan dalam banyak hal” dan “sama sekali mengabaikan hukum internasional”. Kuttab menyoroti dimensi moral dari rencana tersebut, menyebutnya “tidak bermoral” dan mengecam upaya pembersihan etnis yang dianggapnya dilakukan oleh Trump.

Kuttab menambahkan bahwa motif yang mendasari usulan tersebut bersifat ideologis dan praktis. Aspek ideologisnya adalah untuk membuat orang menerima gagasan bahwa warga Palestina dapat diusir dari Palestina secara permanen, sementara aspek praktisnya adalah untuk membiarkan pemerintahan Netanyahu bertahan.

Dalam konteks ini, rencana Trump menuai kontroversi dan kecaman dari berbagai pihak. Meskipun Trump berusaha meredakan ekspektasi atas rencananya, namun kritik terhadapnya tetap mengemuka. Semoga kebijaksanaan dan perdamaian dapat menjadi prioritas utama dalam penyelesaian konflik di wilayah tersebut.