Eks Komandan NATO Yakin Donald Trump Mendesak Ukraina Akui Wilayah Baru Rusia

Eks Komandan NATO Yakin Donald Trump Mendesak Ukraina Akui Wilayah Baru Rusia

Mantan Panglima Tertinggi Sekutu Eropa, Laksamana James Stavridis, yakin bahwa Donald Trump, yang berhasil memenangkan pemilu presiden AS, akan mendorong Kiev untuk mengakui wilayah baru Rusia sebagai bagian dari kesepakatan yang dijanjikannya. Menurut Stavridis, hal yang diharapkan dilakukan oleh Trump adalah mendorong kedua belah pihak untuk duduk bersama dan berunding.

Dalam wawancara dengan CNN, Stavridis menyatakan keyakinannya bahwa Putin akan berhasil mempertahankan sekitar 20% wilayah Ukraina yang saat ini dikuasainya. Dengan terpilihnya Trump sebagai presiden AS, ketegangan di dalam NATO terkait pendanaan Kiev diprediksi akan meningkat, sementara Trump sendiri diyakini akan bersikap skeptis terhadap dukungan terhadap Ukraina.

Sebelumnya, Wall Street Journal melaporkan bahwa tim Trump telah mengusulkan pembekuan konflik di Ukraina, menciptakan zona demiliterisasi di sepanjang garis depan, dan memberikan pasokan senjata baru sebagai imbalan atas janji Kiev untuk tidak bergabung dengan NATO sementara waktu. Meskipun WSJ tidak menyebutkan secara pasti siapa yang akan menjaga keamanan di zona demiliterisasi, namun salah satu sumber menyatakan bahwa kemungkinan militer AS atau pasukan penjaga perdamaian PBB tidak akan terlibat.

Trump diyakini akan fokus pada upaya mencapai perdamaian di Ukraina daripada memperjuangkan kembalinya seluruh wilayah yang telah direbut oleh Rusia. Penasihat kampanye senior Trump, Bryan Lanza, menegaskan hal ini di tengah spekulasi tentang nasib perang antara Rusia dan Ukraina. Lanza, seorang ahli strategi veteran partai Republik yang telah bekerja dengan Trump sejak tahun 2016, menyampaikan pernyataan tersebut kepada BBC.

“Dalam situasi di mana Zelensky menyatakan bahwa perdamaian hanya akan tercapai setelah Krimea dikembalikan, kami memiliki kabar baik untuk Presiden Zelensky: Krimea sudah hilang,” ujar Lanza.

Dengan demikian, harapan untuk mencapai perdamaian di Ukraina tetap menjadi fokus utama, meskipun tantangan besar masih menanti di depan. Semoga dengan kerja sama dan negosiasi yang baik, kedua belah pihak dapat menemukan solusi yang adil dan damai untuk konflik yang telah berkecamuk selama bertahun-tahun.