Jepang Mengusulkan Pembentukan NATO Asia

Jepang Mengusulkan Pembentukan NATO Asia

Jepang punya ide keren nih, mau bikin aliansi militer mirip NATO di Asia. Tapi, Amerika Serikat (AS) bilang masih terlalu cepat buat ngomongin hal kayak gitu. Usulnya datang dari Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba, yang juga calon kuat pengganti Perdana Menteri Fumio Kishida. Ishiba pengen bikin “NATO versi Asia” dengan gabungin berbagai sistem keamanan di wilayah itu jadi pakta pertahanan resmi. “Minimal kita harus diskusi lebih dalam soal ini,” katanya.

Tapi, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Daniel Kritenbrink, nolak halus usulan Ishiba pas lagi ngomong di konferensi di Washington DC. “Masih terlalu dini buat ngomongin tentang keamanan kolektif dalam konteks itu, dan lembaga yang lebih formal,” kata Kritenbrink, seperti yang dilansir dari surat kabar Nikkei, Kamis (19/9/2024). “Fokus kami sekarang adalah investasi dalam arsitektur formal yang udah ada di wilayah itu dan terus bangun jaringan hubungan formal dan informal ini. Terus kita lihat aja ke depannya,” tambahnya.

“NATO versi Asia bukan yang kami cari di wilayah itu,” ujar pejabat AS yang enggak disebutkan namanya kepada Nikkei. Meskipun AS pengen hindari pembentukan “aliansi bergaya blok militer” di wilayah Asia-Pasifik, Washington udah habisin waktu bertahun-tahun membangun jaringan kemitraan dan perjanjian multilateral di wilayah yang oleh pesaingnya—terutama China—dianggap sebagai langkah menuju pembentukan “NATO Asia” secara de facto.

Pakta AUKUS antara Australia, Inggris, dan AS, serta Dialog Keamanan Quadrilateral antara Australia, India, Jepang, dan AS, dua-duanya dikritik sama Tiongkok sebagai usaha Washington buat “memprovokasi konfrontasi” di wilayah itu. Kerja sama NATO dengan Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru juga dikritik sama Beijing, di mana juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, panggil para pemimpin blok itu bulan Juli lalu buat “berhenti bikin ketegangan, sebar mentalitas Perang Dingin, dan provokasi konfrontasi blok di Asia-Pasifik.”

Rusia, China, dan Korea Utara semuanya kritik perjanjian pertahanan yang dipegang AS dengan Korea Selatan dan Jepang. Latihan bersama antara militer AS, Korea Selatan, dan Jepang makin sering dan besar skala. “Dan punya nada anti-Rusia dan anti-China,” kata Georgy Zinoviev, kepala Departemen Asia Pertama Kementerian Luar Negeri Rusia.

Jadi, nampaknya rencana Jepang buat bikin aliansi militer bergaya NATO di Asia masih butuh waktu buat dibahas lebih lanjut. Semua pihak punya pandangan berbeda soal ini, dan semoga bisa mencapai kesepakatan yang baik buat semua negara yang terlibat. Semoga ke depannya, hubungan antarnegara di kawasan Asia bisa tetap aman dan damai tanpa perlu ada konflik bersenjata.