Moskow Sebut Rusia Dikeroyok 50 Negara
Rusia mengklaim bahwa mereka sedang dikepung oleh 50 negara yang bersatu di bawah panji Nazi di Ukraina. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menuduh Barat selalu ingin memecah belah negaranya. Lavrov menyampaikan klaim kontroversial ini saat berbicara dengan para mahasiswa dan pengajar di Moscow State Institute of International Relations pada hari Senin, hari pertama tahun ajaran baru di Rusia.
Menurut Lavrov, Barat selalu cemas dengan kekuatan dan kemandirian Rusia. “Mereka ingin memecahnya,” ujar Lavrov dengan tegas. Dia juga menyoroti bahwa saat ini, 50 negara telah bergabung melawan Rusia di bawah panji Nazi, terutama setelah bantuan militer dari Amerika Serikat dan sekutunya kepada Ukraina dalam konflik dengan Rusia.
Lavrov mencatat bahwa pasukan Ukraina telah terlihat menggunakan simbol-simbol Nazi, yang menimbulkan kekhawatiran bagi Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menjelaskan bahwa misi militer Rusia di Ukraina bertujuan untuk “denaziifikasi” negara tersebut.
Meskipun demikian, Lavrov menegaskan bahwa Rusia tidak akan tunduk pada aturan Barat. Mereka tetap siap untuk berkomunikasi dengan negara-negara Barat, asalkan kebijakan permusuhan terhadap Rusia ditinggalkan.
Putin pun turut angkat bicara, menyalahkan strategi destruktif Barat atas konflik antara Rusia dan Ukraina. Dia menuduh Amerika dan sekutunya telah mencoba mengendalikan Ukraina selama bertahun-tahun, bahkan mendukung kelompok nasionalis dan anti-Rusia di sana.
Putin juga menyoroti kudeta Maidan 2014 di Ukraina, yang dipicu oleh kelompok neo-Nazi radikal yang masih berpengaruh dalam kebijakan Ukraina hingga saat ini. Dia menegaskan bahwa Washington dan sekutunya terus mendorong Ukraina untuk melihat Rusia sebagai musuh abadi.
Dalam menghadapi situasi ini, Lavrov menegaskan bahwa Rusia akan terus merespons tindakan yang tidak bersahabat dari AS dan sekutunya. Meskipun demikian, Rusia tetap terbuka untuk menjalin hubungan dengan negara-negara Barat, asalkan kepentingan Rusia dihormati.
Kisah kontroversial antara Rusia dan Ukraina ini terus memanas, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan atas eskalasi konflik. Bagaimanapun juga, penting bagi semua pihak untuk mencari solusi damai demi keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.