Skandal Internasional: Rusia Siap Hancurkan Pengiriman Senjata ke Ukraina!

Rusia baru saja mengumumkan rencananya untuk menghancurkan semua senjata yang dikirim ke Ukraina, di tengah laporan bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan mentransfer sistem pertahanan udara Patriot dari Israel ke Ukraina.

Dalam konferensi pers setelah Rusia mengambil alih kepresidenan Dewan Keamanan PBB, perwakilan tetap Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, dengan tegas menyatakan, “Kami melarang semua negara yang belum melakukannya untuk menyediakan senjata untuk Ukraina.” Nebenzia menambahkan bahwa senjata-senjata yang akan diekspor ke Ukraina akan dimusnahkan, sebagaimana yang telah dilakukan dengan senjata-senjata lain yang dipasok oleh Barat dan AS.

Pertanyaan tentang pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini tentang mengakhiri konflik Ukraina dalam satu hari jika terpilih kembali dijawab dengan skeptisisme oleh Nebenzia. “Krisis Ukraina tidak bisa diselesaikan dalam satu hari,” katanya dengan tegas.

Nebenzia juga mencatat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyampaikan solusi pada 14 Juni, dengan menyoroti perlunya mempertimbangkan perubahan situasi di lapangan. Putin mengajukan syarat agar Ukraina menarik pasukannya dari beberapa wilayah dan menegaskan status netralitasnya, sambil meminta pembatalan semua sanksi anti-Rusia yang diberlakukan oleh Barat.

Dalam konteks perpecahan geopolitik yang semakin mendalam antara Rusia, China, Korea Utara dengan negara-negara Eropa dan Barat, Nebenzia menegaskan pandangan Rusia bahwa beberapa negara Barat berusaha mempertahankan dominasi mereka. Dia juga menyatakan bahwa banyak negara yang ingin menjadi lebih berpengaruh dalam politik global, sebuah tema yang akan terus dipantau selama masa kepresidenan Rusia di Dewan Keamanan PBB.

Di samping itu, Nebenzia mengumumkan bahwa ada tiga acara penting yang akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, termasuk debat tingkat menteri mengenai pemeliharaan perdamaian internasional, sesi tingkat tinggi tentang kerja sama antara PBB dan organisasi regional, serta debat terbuka mengenai situasi Timur Tengah.

3.5