Netanyahu Terlibat dalam Pasang Alat Penyadap di Kamar Mandi Boris Johnson
Mantan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, membuat klaim mengejutkan dalam memoarnya “Unleashed”. Dia mengatakan bahwa ada alat penyadap yang ditemukan di kamar mandi pribadinya setelah kunjungan PM Israel Benjamin Netanyahu pada 2017. Johnson menyebut Netanyahu sebagai “Bibi” dan mengatakan bahwa Bibi meminta izin untuk menggunakan fasilitas tersebut selama pertemuan mereka. Johnson mengungkapkan, “Ini mungkin atau mungkin juga bukan kebetulan, tetapi saya diberitahu kemudian, ketika mereka melakukan penyisiran rutin untuk mencari alat penyadap, mereka menemukan alat penyadap di toilet.”
Tuduhan ini muncul di tengah sejarah tuduhan serupa terhadap Israel. Pada 2018, Mossad dituduh menempatkan alat penyadap di dekat Gedung Putih untuk menguping Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Menurut Politico, tiga mantan pejabat AS mengklaim bahwa Israel telah diidentifikasi oleh FBI sebagai pelaku di balik penempatan beberapa perangkat mini di Washington DC untuk memantau lalu lintas telepon seluler.
Kasus-kasus spionase Israel terhadap sekutunya telah memicu kembali diskusi tentang kegiatan spionase yang dilakukan oleh negara tersebut. Dari kasus Jonathan Pollard hingga Arnon Milchan, banyak kasus spionase yang melibatkan Israel telah tercatat dalam sejarah. Meskipun tidak terkait langsung dengan Israel, kasus Julius dan Ethel Rosenberg juga menjadi sorotan karena membocorkan rahasia bom atom ke Uni Soviet selama Perang Dingin.
Pada tahun 2016, intelijen Inggris menunjuk Israel sebagai “ancaman nyata” bagi keamanan Timur Tengah. Pengungkapan ini berdasarkan dokumen rahasia yang diperoleh oleh whistleblower, Edward Snowden. Kasus terbaru dugaan spionase yang menargetkan Johnson telah memicu perdebatan tentang apakah Israel benar-benar sekutu negara-negara Barat.
Sejak Perang Dunia II, ekstremisme Zionis telah menjadi musuh utama mata-mata Inggris. Perdana Menteri Inggris, Clement Atlee, bahkan termasuk dalam daftar target pembunuhan oleh Stern Gang karena dianggap sebagai hambatan bagi pembentukan negara Yahudi di Timur Tengah.
Media sosial digunakan oleh pengguna X untuk menyoroti sejarah terorisme yang dilakukan oleh Zionis. Profesor David Miller mengungkapkan bahwa Zionis revisionis melakukan kampanye teror terhadap target-target Inggris di berbagai negara. Stern Gang bahkan mencoba membunuh anggota Kabinet Inggris dengan bom surat yang menargetkan tokoh-tokoh terkemuka seperti Perdana Menteri Clement Atlee dan Sir Anthony Eden.
Dengan sejarah panjang terkait spionase dan terorisme, muncul pertanyaan apakah Israel benar-benar sekutu sejati negara-negara Barat. Diskusi ini semakin memperdalam pemahaman tentang hubungan kompleks antara Israel dan negara-negara lain di dunia.