Zelensky Frustrasi! Rudal Tomahawk AS untuk Melawan Rusia Dibocorkan Media
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan rasa frustrasinya setelah media Barat membocorkan upayanya meminta rudal Tomahawk dari Amerika Serikat untuk melawan Rusia. Permintaan tersebut sebenarnya merupakan salah satu poin rahasia dari “rencana kemenangan” yang dia ajukan kepada para sekutu Barat-nya. Menurut laporan New York Times minggu ini, Kyiv telah meminta AS untuk memberikan rudal jelajah Tomahawk guna menyerang target jauh di dalam Rusia. Namun, sumber surat kabar tersebut menggambarkan permintaan tersebut sebagai “sama sekali tidak layak”.
Penyediaan senjata tersebut, yang memiliki jangkauan hingga 2.400 km, dianggap penting untuk menjadi bagian dari pasukan pencegahan konvensional yang diminta oleh Zelensky. Dalam wawancara dengan wartawan Barat di Kyiv, Zelensky merasa kecewa bahwa permintaan untuk rudal Tomahawk telah tersebar luas. “Ini adalah informasi rahasia antara Ukraina dan Gedung Putih,” ujarnya dalam bahasa Inggris pada Rabu. Kebocoran tersebut diartikan sebagai tanda ketidakadaan kerahasiaan dalam komunikasi Kyiv dengan Washington.
Kyiv berharap untuk mendapatkan lebih banyak senjata jarak jauh. “Kami berjanji akan menggunakan [senjata itu] hanya jika Rusia tidak menghentikan perang,” ungkap Zelensky. Namun, pemimpin Barat menyarankan bahwa hal tersebut dapat memperburuk konflik. Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah mengingatkan AS dan sekutunya bahwa Moskow akan menganggap setiap serangan Barat di dalam Rusia sebagai ancaman oleh pihak yang memasok senjata.
Zelensky mengklaim bahwa kebocoran informasi terjadi setelah banyak negara mendukung proposal “rencana kemenangan”-nya. Namun, laporan media Barat dan beberapa pejabat menyatakan bahwa sebagian besar proposal tersebut ditolak. Rencana tersebut mencakup undangan segera bagi Ukraina untuk menjadi anggota NATO dan langkah-langkah lain yang akan meningkatkan keterlibatan Barat dalam konflik Ukraina-Rusia.
Meskipun tidak membantah laporan dari New York Times, Zelensky juga mengomentari dugaan pengerahan pasukan Korea Utara di Rusia, yang belum dikonfirmasi maupun dibantah oleh Moskow. Pentagon memperkirakan bahwa Pyongyang telah mengirim sekitar 10.000 tentara untuk pelatihan dan kemungkinan pengerahan melawan pasukan Ukraina di Wilayah Kursk Rusia, tempat Kyiv melancarkan serangan lintas perbatasan pada bulan Agustus.
Presiden AS, Joe Biden, menyatakan bahwa Ukraina harus siap melawan Korea Utara jika mereka menyeberang ke Ukraina. Namun, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina tidak memiliki kemampuan untuk menyerang tentara Korea Utara di dalam wilayah Rusia. “Kita hanya bisa mempertahankan tanah kita ketika mereka sudah berada di sini, ketika mereka menginjak tanah kita,” katanya.
Zelensky pun mengakhiri pernyataannya dengan sebuah pertanyaan, “Apa yang akan dilakukan AS jika 100.000 tentara Korea Utara datang ke Ukraina?” Meskipun angka yang disebutkan tampaknya salah, pertanyaan tersebut tetap menunjukkan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik yang lebih besar.