Kim Jong-un Ledakkan Jalan dan Rel Penghubung ke Korsel

Kim Jong-un Ledakkan Jalan dan Rel Penghubung ke Korsel

Korea Utara di bawah pimpinan Kim Jong-un baru saja mengumumkan perubahan konstitusi yang menetapkan Korea Selatan sebagai negara musuh. Tindakan ini pertama kalinya dilakukan oleh Pyongyang setelah permintaan Kim Jong-un pada awal tahun ini. Korut bahkan meledakkan jalan dan rel kereta yang menghubungkannya dengan Korsel sebagai langkah yang diambil sesuai dengan Konstitusi DPRK.

Menurut media pemerintah Korut, KCNA, tindakan ini merupakan bagian dari pemisahan wilayah Korut dari Korsel. Militer Korea Selatan merilis rekaman video tentara Korea Utara yang meledakkan jalan dan rel kereta simbolis yang menghubungkan kedua negara. Hal ini terjadi setelah militer Pyongyang bersumpah untuk menutup perbatasan kedua negara secara permanen.

Hubungan antara kedua Korea saat ini berada pada titik terendah, setelah Kim Jong-un menyatakan Seoul sebagai “musuh utama” dan tidak tertarik pada reunifikasi. Tentara Korut secara fisik memutuskan jalan dan rel kereta yang mengarah ke Korsel sebagai bagian dari pemisahan wilayahnya.

Korea Utara mengklaim bahwa beberapa ruas jalan dan rel kereta utama antar-Korea telah diblokir sepenuhnya melalui peledakan. Tindakan ini diambil sesuai dengan Konstitusi DPRK yang mendefinisikan ROK sebagai negara musuh.

Pertemuan penting Parlemen Korut baru-baru ini menyetujui perubahan konstitusi sesuai dengan permintaan Kim Jong-un. Namun, laporan KCNA tidak memberikan detail lebih lanjut tentang perubahan tersebut.

Sebelumnya, hubungan antara kedua Korea didefinisikan sebagai “hubungan khusus” dalam proses penyatuan kembali. Namun, Kim Jong-un menyerukan perubahan konstitusi dan mengancam perang jika Korsel melanggar wilayahnya.

Seoul mengklaim bahwa militer Korut telah memasang ranjau baru di sepanjang perbatasan untuk mencegah pembelotan warga Pyongyang. Korea Utara juga menuduh Seoul menggunakan drone untuk menyebarkan propaganda anti-rezim di ibu kota Pyongyang.

Kelompok aktivis di Korea Selatan diketahui telah mengirim selebaran propaganda ke utara, termasuk menggunakan drone kecil yang sulit dideteksi. Sebaliknya, Korea Utara juga pernah mengirim drone ke selatan pada tahun 2022.

Korea Utara dan Korea Selatan saat ini tengah menghadapi ketegangan yang meningkat, dengan tindakan saling tuduh dan perseteruan di perbatasan. Perubahan konstitusi Korut menegaskan posisinya terhadap Korsel sebagai negara musuh, meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Korea Utara di bawah pimpinan Kim Jong-un baru saja mengumumkan perubahan konstitusi yang menetapkan Korea Selatan sebagai negara musuh. Tindakan ini pertama kalinya dilakukan oleh Pyongyang setelah permintaan Kim Jong-un pada awal tahun ini. Korut bahkan meledakkan jalan dan rel kereta yang menghubungkannya dengan Korsel sebagai langkah yang diambil sesuai dengan Konstitusi DPRK.

Menurut media pemerintah Korut, KCNA, tindakan ini merupakan bagian dari pemisahan wilayah Korut dari Korsel. Militer Korea Selatan merilis rekaman video tentara Korea Utara yang meledakkan jalan dan rel kereta simbolis yang menghubungkan kedua negara. Hal ini terjadi setelah militer Pyongyang bersumpah untuk menutup perbatasan kedua negara secara permanen.

Hubungan antara kedua Korea saat ini berada pada titik terendah, setelah Kim Jong-un menyatakan Seoul sebagai “musuh utama” dan tidak tertarik pada reunifikasi. Tentara Korut secara fisik memutuskan jalan dan rel kereta yang mengarah ke Korsel sebagai bagian dari pemisahan wilayahnya.

Korea Utara mengklaim bahwa beberapa ruas jalan dan rel kereta utama antar-Korea telah diblokir sepenuhnya melalui peledakan. Tindakan ini diambil sesuai dengan Konstitusi DPRK yang mendefinisikan ROK sebagai negara musuh.

Pertemuan penting Parlemen Korut baru-baru ini menyetujui perubahan konstitusi sesuai dengan permintaan Kim Jong-un. Namun, laporan KCNA tidak memberikan detail lebih lanjut tentang perubahan tersebut.

Sebelumnya, hubungan antara kedua Korea didefinisikan sebagai “hubungan khusus” dalam proses penyatuan kembali. Namun, Kim Jong-un menyerukan perubahan konstitusi dan mengancam perang jika Korsel melanggar wilayahnya.

Seoul mengklaim bahwa militer Korut telah memasang ranjau baru di sepanjang perbatasan untuk mencegah pembelotan warga Pyongyang. Korea Utara juga menuduh Seoul menggunakan drone untuk menyebarkan propaganda anti-rezim di ibu kota Pyongyang.

Kelompok aktivis di Korea Selatan diketahui telah mengirim selebaran propaganda ke utara, termasuk menggunakan drone kecil yang sulit dideteksi. Sebaliknya, Korea Utara juga pernah mengirim drone ke selatan pada tahun 2022.

Korea Utara dan Korea Selatan saat ini tengah menghadapi ketegangan yang meningkat, dengan tindakan saling tuduh dan perseteruan di perbatasan. Perubahan konstitusi Korut menegaskan posisinya terhadap Korsel sebagai negara musuh, meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.