Macron Serukan Embargo Senjata terhadap Israel, Netanyahu Tidak Terima
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, telah meminta negaranya untuk memberlakukan embargo senjata terhadap Israel karena digunakan dalam serangan ke Gaza. Namun, reaksi dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidaklah menyenangkan. Ia menyebut seruan tersebut sebagai sesuatu yang memalukan.
Kantor Macron dengan cepat merespons kemarahan Netanyahu dengan menegaskan bahwa Prancis telah mengambil langkah-langkah militer minggu ini selama serangan rudal Iran, seperti yang dilakukan pada bulan April. Mereka juga menekankan komitmen Prancis terhadap keamanan Israel dan bahwa mereka tidak akan membiarkan Iran atau sekutunya menyerang Israel tanpa konsekuensi.
Di sisi lain, Macron juga menekankan pentingnya menghindari eskalasi kekerasan di kawasan tersebut dan mendesak untuk gencatan senjata segera di Gaza. Dalam konteks ini, ia menyerukan untuk mengakhiri ekspor senjata yang ditujukan untuk digunakan di Gaza dan kembali ke jalur diplomasi.
Kantor Macron menegaskan bahwa Prancis adalah sahabat setia Israel dan bahwa pernyataan Netanyahu tidaklah relevan dengan hubungan persahabatan antara kedua negara. Namun, Netanyahu sendiri mengekspresikan kemarahannya terhadap Macron dalam pernyataan berbahasa Inggris.
Ia menegaskan bahwa Israel sedang berjuang melawan musuh-musuh peradaban di tujuh garis depan, termasuk Gaza, Lebanon, Tepi Barat, Yaman, Suriah, Irak, dan Iran. Netanyahu menyesalkan bahwa para pemimpin Barat, termasuk Macron, menyerukan embargo senjata terhadap Israel saat mereka seharusnya berdiri di sisi negara yang sedang berjuang melawan kekuatan barbarisme yang dipimpin oleh Iran.
Netanyahu menyoroti bahwa Iran tidak pernah memberlakukan embargo senjata terhadap sekutunya, dan ia merasa bahwa negara-negara Barat seharusnya mendukung Israel dalam perjuangannya melawan terorisme. Meskipun demikian, ia meyakinkan bahwa Israel akan tetap kuat dan bertahan, baik dengan atau tanpa dukungan dari Barat.
Dengan situasi yang semakin memanas, penting bagi kedua belah pihak untuk tetap tenang dan mencari solusi diplomatis untuk mengakhiri konflik. Kedua negara harus dapat bekerja sama untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip keadilan dan keamanan. Semoga kedua belah pihak dapat menemukan jalan keluar yang saling menguntungkan bagi kedua negara.