Rudal Hipersonik Rusia Hantam Ukraina saat Putin Ulang Tahun

Rudal Hipersonik Rusia Hantam Ukraina saat Putin Ulang Tahun

Rudal-rudal hipersonik Rusia telah menghantam pangkalan udara utama Ukraina, Starokostiantyniv, pada Senin pagi saat Presiden Vladimir Putin merayakan ulang tahunnya yang ke-72. Serangan terbaru Moskow ini terjadi setelah Belanda mengumumkan akan memasok Ukraina dengan lebih banyak jet tempur F-16 dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun demikian, kantor Gubernur Khmelnytsky menyatakan bahwa tidak ada korban sipil maupun kerusakan pada infrastruktur penting akibat serangan tersebut.

Sementara itu, Angkatan Udara Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh dua rudal hipersonik Kinzhal di wilayah Kyiv. Meskipun puing-puing jatuh di tiga distrik Kyiv, tidak ada kerusakan besar atau korban yang dilaporkan setelah sistem pertahanan udara berhasil mencegat target-target yang masuk. Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yurii Ihnat, menyatakan bahwa meskipun Rusia terus meningkatkan teknologinya, Ukraina tetap mampu menembak jatuh pesawat lawan.

Namun, serangan Rusia di wilayah Sumy dan Kherson telah menewaskan tiga warga sipil. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa Ukraina perlu memberikan tekanan kepada Rusia agar mereka menyadari bahwa perang tidak akan menguntungkan mereka. Zelensky juga menekankan pentingnya untuk terus memberikan tekanan kepada Rusia sehingga perdamaian dapat lebih dekat.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin dipuji sebagai “tsar” oleh beberapa pendukungnya yang mengatakan bahwa dia telah membangkitkan Rusia dan akan memberikan kemenangan dalam perang Ukraina. Putin, yang telah memerintah Kremlin selama delapan tahun, dianggap sebagai pemimpin yang kuat di Rusia. Meskipun disebut sebagai otokrat dan penjahat perang oleh Barat, popularitas Putin di dalam negeri Rusia semakin meningkat sejak dia memerintahkan pasukan ke Ukraina pada tahun 2022.

Tidak seperti pemimpin Rusia sebelumnya, Putin tidak memiliki penerus yang jelas. Dia juga tidak memiliki pesaing serius dalam politik Rusia. Alexander Dugin, seorang ideolog ultra-nasionalis Rusia, menyatakan dukungannya kepada Putin dan menginginkan penyatuan wilayah berbahasa Rusia dalam kekaisaran Rusia yang luas.

Dalam situasi yang semakin tegang ini, Ukraina dan Rusia terus berada dalam konflik yang belum terselesaikan. Kedua negara harus bekerja sama untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan mengakhiri pertumpahan darah. Semoga kedua belah pihak dapat menemukan solusi yang baik demi kebaikan bersama.