Dirjen WHO Akan Gelar Pertemuan Komite Darurat: Strategi Efektif Menghadapi Wabah Mpox

Dirjen WHO Akan Gelar Pertemuan Komite Darurat: Strategi Efektif Menghadapi Wabah Mpox

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mengumumkan rencana untuk membentuk sebuah komite darurat guna memberikan saran terkait wabah cacar monyet yang terjadi di sebuah negara Afrika tengah. Keputusan ini diambil atas pertimbangan penyebaran virus #mpox di luar Republik Demokratik Kongo (DRC), serta potensi penyebaran internasional yang lebih luas di dalam dan di luar benua Afrika.

Dalam pernyataannya, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, “Mengingat penyebaran #mpox di luar #DRC, dan potensi penyebaran internasional lebih lanjut di dalam dan di luar Afrika, saya telah memutuskan untuk mengadakan Komite Darurat di bawah Peraturan Kesehatan Internasional untuk memberi saya saran apakah wabah ini mewakili keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.”

Komite darurat tersebut direncanakan akan segera berkumpul, dan akan terdiri dari para ahli independen dari berbagai disiplin ilmu yang relevan dari seluruh dunia. Data yang diberikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika mencatat bahwa telah terdapat 15.074 kasus Mpox (2.853 terkonfirmasi; 12.221 diduga) dan 461 kematian di 12 negara anggota Uni Afrika dalam delapan bulan terakhir.

Data tersebut menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 160 persen dalam kasus dan 19 persen dalam kematian pada tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Wabah ini juga telah diakui oleh pemerintah Kinshasa, dimana Dokter Tanpa Batas melaporkan adanya kasus di 23 dari 26 provinsi di DRC, termasuk di kamp-kamp pengungsian yang padat di sekitar Goma, Kivu Utara.

Cacar monyet, atau yang dikenal sebagai “mpox,” merupakan penyakit virus langka yang dapat ditularkan antar manusia. Meskipun mayoritas orang pulih dalam beberapa minggu setelah terinfeksi, namun beberapa kasus dapat mengalami komplikasi serius. Gejala awal cacar monyet meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, dan kelelahan.

Ruam kulit juga dapat muncul, biasanya dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Meskipun cacar monyet bukan penyakit menular seksual, namun penularannya dapat terjadi melalui kontak dekat dengan individu yang terinfeksi. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan dan menghindari kontak fisik dengan individu yang terinfeksi sangat penting untuk mengendalikan penyebaran wabah ini.

Dengan adanya peningkatan kasus dan kematian akibat wabah cacar monyet, langkah-langkah yang cepat dan efektif perlu segera diambil untuk mengatasi masalah ini. Keputusan Direktur Jenderal WHO untuk membentuk komite darurat menunjukkan keseriusan dalam penanggulangan wabah ini, serta upaya untuk melindungi kesehatan masyarakat secara global. Semua pihak, baik pemerintah, organisasi kesehatan, maupun masyarakat luas, perlu bekerja sama dalam menangani situasi ini demi mencegah penyebaran yang lebih luas dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.