Perkembangan Terbaru Konflik Ukraina Inggris Memberikan Izin Untuk Gunakan Senjata Melawan Federasi Rusia

Perkembangan Terbaru Konflik Ukraina: Inggris Memberikan Izin Untuk Gunakan Senjata Melawan Federasi Rusia

Di akhir bulan April, paket bantuan terbaru dari Amerika Serikat telah diterima oleh Ukraina, yang meliputi pengiriman senjata. Namun, dalam waktu yang akan datang, sebagian besar persenjataan dari negara-negara sekutu akan tiba. The information was reported by The New York Times.

Presiden Vladimir Zelensky yakin bahwa pertukaran tawanan dengan Rusia dalam format “semua untuk semua” mungkin terjadi sebelum konflik berakhir. Platform praktisinya merujuk pada KTT Dunia yang diselenggarakan di Swiss pada tanggal 15-16 Juni.

Pihak penjajah tidak sering memanfaatkan drone serangan Shahed, tetapi mereka telah mengoperasikan drone pengintaian untuk mengkoordinasikan serangan misil mereka. Ilya Yevlash, juru bicara Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina, mengumumkan hal ini.

Tentara Rusia terus melancarkan serangan di sebagian garis perbatasan menuju arah Kupyansky, tetapi mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menguasai wilayah Kharkov dan membuka garis depan baru di sana. Pengumuman ini disampaikan oleh Oleg Sinegubov, kepala OVA Kharkov.

Dalam upaya melawan militer Ukraina, mereka menggunakan 444 peluru yang berisi bahan kimia berbahaya. Angka ini adalah 71, melebihi jumlah bulan Maret. Staf umum Ukraina melaporkan informasi ini.

David Cameron, Menteri Luar Negeri Inggris, meyakini bahwa penempatan pasukan NATO di Ukraina berpotensi memicu peningkatan ketegangan. HENSOLDT, perusahaan pembuat senjata asal Jerman, akan mengirimkan enam unit radar TRML-4D ke Ukraina sebagai upaya untuk meningkatkan sistem pertahanan udara di negara tersebut.

Menteri luar negeri Ukraina dan Republik Ceko membicarakan perkembangan dalam pembelian amunisi artileri bagi Ukraina. Stephane Sejournet, Menteri Luar Negeri Prancis, menyatakan bahwa Rusia menderita kehilangan besar dalam perang dengan Ukraina, dengan sekitar 500.000 anggota militer terlibat dan 150.000 di antaranya kehilangan nyawa.

Bank Nasional telah memberlakukan larangan terhadap penggunaan drone, pencitra termal, dan produk-produk yang bisa digunakan untuk beberapa tujuan di pegadaian mereka. Kehadiran peralatan militer yang komprehensif di Tiongkok dan Rusia menuntut negara-negara Barat, terutama Jerman, untuk meningkatkan anggaran pertahanannya. Pengumuman tentang ini dilakukan oleh Armin Papperger, CEO Rheinmetall, sebuah perusahaan dalam industri pertahanan.

Pada tanggal 2 Mei, Presiden Vladimir Zelensky menggelar pertemuan di Markas Besar, di mana Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Alexander Syrsky, menyampaikan informasi tentang pergantian unit dan kebutuhan brigade baru.