Produksi Berlebih Kendaraan Listrik China Bisa Jadi Pemicu Perang Dagang Baru

Produksi Berlebih Kendaraan Listrik China Bisa Jadi Pemicu Perang Dagang Baru

Oke, mari kita bahas situasi yang sedang memanas ini dengan gaya santai. Jadi, ada kabar bahwa China lagi berusaha pakai produksi kendaraan listrik (EV) mereka yang gila-gilaan sebagai “Kuda Troya” buat menyingkirkan kompetisi global. Menurut laporan dari European Times, AS, Uni Eropa, dan Kanada lagi sibuk lawan strategi ini dengan cara naikin bea masuk buat barang-barang dari China.

Kenapa? Karena China, yang sekarang jadi raja EV dunia dengan 58% kapasitas produksi global, udah mulai banjiri pasar dengan kendaraan listrik murah. Ini bikin banyak negara gerah karena harga murah dari China bisa bunuh persaingan yang sehat di pasar. Jadi, AS dan sekutunya sekarang lagi bersatu untuk memastikan kalau persaingan tetap fair.

Kanada baru-baru ini memutuskan untuk ikut beraksi dengan mengenakan tarif 100% pada EV buatan China. Bahkan mereka juga nambah tarif 25% buat baja dan aluminium dari China. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, bilang, “Kita semua tahu China nggak main sesuai aturan.” Tarif ini bakal mulai berlaku dari 1 Oktober 2024. Trudeau juga menekankan pentingnya untuk bergerak barengan dengan negara-negara lain di seluruh dunia.

Sampai saat ini, Kedutaan Besar China di Ottawa belum memberikan tanggapan tentang tindakan keras Kanada ini.

Tahun lalu, China mengirimkan 1,5 juta EV ke luar negeri. Tapi, ternyata China terlibat dalam praktek yang disebut kelebihan kapasitas. Artinya, mereka produksi terlalu banyak kendaraan listrik, lalu mereka manfaatkan subsidi negara lain dengan harga yang sangat murah, sehingga bisa menyingkirkan pesaing lokal. Trudeau udah bilang bahwa dia mau para produsen EV China membayar denda karena praktik bisnis yang nggak etis di Kanada. Ottawa juga lagi mikir buat mengenakan tarif tambahan buat chip dan sel surya dari China.

Presiden AS Joe Biden juga nggak mau kalah. Dia baru aja mengumumkan kenaikan tarif untuk EV China jadi 100%, tarif buat semikonduktor dan sel surya jadi 50%, serta tarif 25% buat baterai lithium-ion dan barang strategis lainnya. UE juga ikut-ikutan dengan mengenakan tarif sampai 36,3% untuk EV China. Ini semua karena tekanan dari bisnis lokal yang pengen persaingan yang lebih adil.

Vina Nadjibulla dari Asia Pacific Foundation of Canada bilang, “Sektor otomotif Kanada dan AS udah terintegrasi banget, jadi masuk akal kalau Kanada ikutan selaras dengan AS dalam soal tarif ini.” Dia juga bertanya-tanya bagaimana China bakal bereaksi terhadap langkah ini.

Di Kanada, impor mobil dari China melonjak drastis tahun lalu, dan Tesla juga jadi salah satu yang paling terkena dampaknya karena produksi mereka di Shanghai. Seth Goldstein dari Morningstar mikir, mungkin Tesla bakal mulai ekspor dari AS ketimbang dari China untuk menghindari tarif. Dia juga menyebutkan bahwa harga saham Tesla bisa terpengaruh oleh tarif ini.

Secara keseluruhan, saham-saham China lagi terkena dampak berat dari tarif-tarif ini. Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 dan Shanghai Composite masing-masing turun 0,6% dan 0,2%, sementara indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,5%. Saham-saham besar kendaraan listrik China seperti BYD, NIO, dan Li Auto anjlok setelah Kanada ngumumin tarif 100% untuk EV buatan China. Saham Tesla juga turun 3,2% dalam perdagangan terakhir.